Langsung ke konten utama

Bahan Pakaian Yang Harus Dihindari Ketika Mendaki Gunung

Bahan Pakaian Yang Harus Dihindari Ketika Mendaki Gunung

Seringkali seorang pendaki kurang memerhatikan pakaian untuk mendaki gunung. Bahkan yang sudah veteran pun. Pakaian yang dimaksud disini mulai dari pakaian dalam, kaos, jaket, celana, serta kaos kaki. Bahan pakaian yang tepat sangat menunjang kenyamanan pendakian. 

Sebelumnya telah saya bahas tips memilih pakaian dan peralatan yang tepat untuk mendaki gunung, maka kali ini akan saya ulas mengenai bahan-bahan apa saja yang perlu dihindari dalam memilih pakaian untuk mendaki gunung dengan penjelasannya secara ilmiah. Silakan simak uraian berikut ini.


Katun 
Kain jenis inilah yang paling sering kita pakai. Kain katun banyak kita temui di pakaian distro, outlet fashion, minimarket, swalayan, mall, pasar malam, lapak online, dan lain-lainnya. Tak hanya di Indonesia, di luar negeri kain jenis ini juga jadi bahan kaos yang paling umum dipakai. Katun merupakan pilihan yang tepat untuk pakaian sehari-hari. Akan tetapi, kain ini tidak direkomendasikan dipakai olahraga outdoor. Mengapa demikian?. 
Pakaian berfungsi sebagai penghangat dengan cara membatasi permukaan kulit dari suhu di luar serta menjaga tubuh agar tidak kehilangan panas. Akan tetapi apabila kain katun ini basah, maka fungsinya sebagai insulator akan hilang dan menjadi tidak berguna karena pori-pori kain terisi dengan air. Ketika mendaki, tubuh mengeluarkan banyak keringat. Jika kita memakai kain katun untuk mendaki, kain tersebut akan menyerap keringat seperti spons. Hal ini sangat berbahaya jika dipakai di daerah bersuhu dingin. Kain yang basah tersebut akan semakin membuat kedinginan karena tak lagi memberi insulasi.


Perlu diingat bahwa hypothermia tak hanya terjadi di daerah bersuhu minus saja, pakaian yang basah juga dapat menyebabkan hypothermia. Alasan utama lainnya ialah kain katun lama keringnya jika basah. Kesimpulannya, sebisa mungkin hindari menggunakan kaos atau jaket berbahan katun ketika mendaki. Jika belum punya baselayer, cukup gunakan kaos jersey yang berbahan polyester.

Gossypium
Tumbuhan katun atau kapas (Gossypium). Cina, India, Amerika Serikat, Pakistan, dan Brasil merupakan 5 besar negara penghasil katun di dunia.


Jins 
Jins atau denim merupakan salah satu bahan pembuat celana yang paling populer. Popularitasnya tak lekang ditelan zaman. Hingga kini, celana model ini masih digemari berbagai generasi. Meski trendi, bahan ini juga tidak dianjurkan untuk dipakai mendaki gunung karena masih satu rumpun dengan katun. Selain bobotnya yang berat, jins juga sangat lama keringnya jika basah. Jika sudah basah, bobotnya akan tambah berat. Oleh karena itu, hindari memakai celana atau jaket yang berbahan jins ketika mendaki.



Kulit 
Pakaian berbahan kulit juga kurang tepat dipakai mendaki. Jaket dengan bahan ini populer dikalangan bikers yang gemar touring. Meski bahan kulit terbilang awet dan sangat windproof (bahkan ada yang waterproof), namun bahan ini tidak breathable. Jika dipakai saat trekking maka bisa dipastikan akan cepat gerah. Untuk itu, sebaiknya hindari memakai jaket kulit ketika mendaki gunung.



Bahan-bahan lainnya 
Bahan lainnya yang patut dihindari karena masih turunan dari katun yakni bambu dan rayon. Bahan tersebut menyerap air lebih cepat dari katun dan insulasi-nya buruk. Begitu pula dengan kain sutra karena memiliki sifat yang sama seperti katun.