Langsung ke konten utama

Contoh Lengkap Daftar Perlengkapan Mendaki Gunung

Daftar Perlengkapan Mendaki Gunung

Sejak menggemari hobi ini tahun 2012 silam, saya gemar mencoba berbagai peralatan mendaki. Meski item yang saya beli itu tidak melulu barang baru, barang bekas asalkan masih bagus kondisinya juga tak apa-apa. Setidaknya untuk upgrade. Biar mendaki lebih nyaman. Untuk pertama kalinya sih saya beli dulu yang murah-murah. Maklum dompet anak mahasiswa. Lama-kelamaan karena rekomendasi teman ditambah dengan review di berbagai situs, saya pun meng-upgradenya. 

Bila telah menemukan item yang cocok, saya akan memakainya terus-menerus karena sudah terbiasa dan jika toh mau ganti terpaksa harus adaptasi lagi dari awal. Contohnya untuk tas gunung. Sudah sejak akhir tahun 2013 saya memakai Deuter Aircontact Pro 60+15. Saya pernah mencoba mulai dari merk lokal hingga merk luar, namun hati saya sudah tertambat pada Deuter. Ada juga yang masih perlu gonta-ganti item supaya bisa menemukan yang pas. Kalau bagi saya, sepatu dan tas gunung merupakan item yang paling susah dicari kombinasinya. Banyak faktor yang memengaruhinya, antara lain: kebutuhan, kualitas, harga, berat item, hingga soal merk dan fitur-fitur lainnya. 

Perlu dicatat bahwa kebutuhan dan selera setiap orang berbeda-beda. Banyak-banyaklah membaca review mengenai alat yang akan anda beli tersebut dan sesuaikan dengan budget anda. Realistislah, tak perlu muluk-muluk. Toh pendakian di Indonesia sendiri tidak membutuhkan skill dan peralatan khusus seperti di negara bersalju.

Setelah sekian lama akhirnya item-item inilah yang saya rasa pas karena sudah sangat memenuhi tiga kriteria utama dalam pemilihan perlengkapan mendaki gunung. Yakni keselamatan, fungsionalitas, dan kenyamanan. Klik disini untuk membaca artikel saya mengenai tips memilih perlengkapan dan pakaian yang tepat untuk mendaki gunung. 

List ini tidak termasuk konsumsi seperti makanan dan minuman. Sebagai catatan, item-item di bawah tidak selalu saya bawa semua karena tergantung dari lama pendakian dan medan yang dilalui. List ini saya usahakan se-update mungkin. Apabila ada tambahan atau ganti item, akan saya revisi. Semoga bisa menjadi patokan bagi anda yang hendak memilih perlengkapan untuk mendaki gunung.


 Tas 

1. Deuter ACT Lite 40+10 → Tas gunung paling ideal yang pernah saya pakai. Nyaman, kokoh, dan sangat adaptif. Tas ini merupakan seri paling ultralight keluaran Deuter. Tas ini berukuran sedang.
Tips! Raincover-nya harus selalu dibawa. Jangan sampai lupa. Tips memilih tas gunung bisa anda baca disini.

2. Tas lipat → Berkapasitas sekitar 18 liter. Saya pergunakan untuk muncak dan mengambil air karena lebih praktis daripada harus memanggul carrier. Bentuknya bisa dilipat menjadi kecil.
Tips! Bawalah dompet, HP, dan barang-barang berharga lainnya ketika muncak. Jangan ditinggal di dalam tenda.


 Pakaian 

1. Lightweight Baselayer Saya punya tiga buah baselayer lengan pendek berbahan polyester merk Woolrich.

2. Midweight Baselayer  → Berbahan microfleece untuk dipakai trekking di malam hari dan ketika tidur. Saya punya merk Trespass model lengan panjang.
Tips! Semua baselayer saya berbahan polyester. Tips memilih baselayer bisa anda baca disini.

3. Strellson Ultra Light Jacket → Jaket midlayer berbahan sintetis PrimaLoft. Merk asal Swiss ini jarang orang tahu karena bukan apparel outdoor, melainkan fashion khusus pria seperti Hugo Boss.

4. Columbia Watertight II Rain Jacket → Jaket outer berbahan 2-layer dengan membran Omnitech (mirip Gore-Tex) yang waterproof, windproof, dan breathable.
Tips! Simpan jaket dan celana waterproof di dalam tas yang mudah dijangkau supaya gampang mengambilnya jika sewaktu-waktu turun hujan. Tips memilih jaket gunung bisa anda baca disni.

5. Celana dalam → Saya biasa bawa tiga stel celana dalam model boxer. Semuanya berbahan sintetis polyester. Bahannya stretch dan cepat kering. Dua buah merk Santo dan satu buah merk Naturehike.
Tips! Sebaiknya hindari penggunaan celana dalam berbahan katun. Apalagi yang berbentuk segitiga karena mudah menyebabkan iritasi kulit terutama di daerah selangkangan. Ganti celana dalam setiap satu atau dua hari sekali tergantung lama pendakian. 

6. Avares Convertible Pants  Merk lokal namun berkualitas. Celana trekking di siang hari. Terbuat dari bahan ripstop nilon dan polyester. Kainnya lentur (stretch) dan cepat kering. Bisa dijadikan celana pendek.

7. Trespass Softshell → Untuk celana ganti. Bahannya nyaman dipakai dan cukup windproof. Biasa saya gunakan trekking di malam hari dan untuk pakaian tidur karena lebih hangat.
Tips! Celana softshell sangat sangat cocok dipakai di malam hari karena bagian dalamnya dilapisi fleece guna menambah insulasi. Bahan ini berfungsi untuk menjaga suhu tubuh supaya tetap hangat. Tips memilih celana gunung bisa anda baca disini.

8. Columbia Rebel Roamer Rain Pants → Dipakai saat hujan, waterproof-breathable, sizenya agak besaran sehingga tak perlu lepas sepatu untuk memakainya.

Gambar dari atas ke bawah: 
Gambar atas: Jaket Strellson Ultralight 4-Seasons dan Berghaus Carrock Gore-Tex
Gambar bawah: Celana Avares Convertible, Trespass Softshell, dan Columbia Rebel Roamer (waterproof-breathable).



 Alas Kaki 

1. Merrell Moab Mid Gore-Tex → Sepatu trekking yang ringan, nyaman dan cepat kering. Awet dan tahan lama. Waterproofingnya cukup baik. Review sepatu ini bisa anda baca disini.
Tips! Simpan sepatu ke dalam tas plastik jika sudah mendirikan tenda supaya tidak kemasukan air apabila hujan. Tips memilih sepatu bisa anda baca disini.

2. Kaos Kaki → Saya punya 2 jenis. Untuk trekking siang saya punya merk Eiger berbahan Coolmax (campuran antara polyester dan nilon). Kaos kaki ini tidak terlalu tebal dan cukup breathable. Yang berikutnya merk Berghaus jenis midweight. Kaos kaki ini lebih tebal dan lebih hangat. Saya pakai untuk tidur atau trekking malam. Terbuat dari wool blend. Yakni campuran wool dengan bahan sintetis seperti polyester, nilon, lycra, dan elastane.
Tips! Sama seperti celana dalam, sebaiknya hindari penggunaan kaos kaki berbahan katun karena lama keringnya apabila basah. Gantilah jika sudah kotor. Kaos kaki yang kotor mudah menyebabkan lecet.

3. Sandal Eiger Gekkota (opsional) → Saya pakai jika sudah mendirikan tenda karena lebih praktis. Saya bawa hanya untuk pendakian singkat atau sekadar kemping saja. 

4. Gaiter Eiger → Terbuat dari bahan coated ripstop nilon yang waterproof dan sangat durable. Dipakai saat hujan supaya air dari atas tidak masuk ke dalam sepatu. Gaiter juga saya pakai ketika melewati medan berbatu dan berpasir supaya kerikil tidak masuk ke dalam sepatu.


 Aksesoris 

1. Topi Kolon Sport Gore-Tex → Dipakai saat trekking di siang hari untuk melindungi kepala supaya tidak silau akibat terkena sinar matahari. Karena topi ini waterproof, maka saya pakai pula di waktu hujan beserta dengan hoodie yang ada pada outer layer biar tidak mengganggu jarak pandang.

2. The North Face Belt → Sabuk supaya celana tidak mudah melorot, terutama di saat trekking yang akan sangat menggangu dan membuat kita tidak nyaman. Terbuat dari webbing nilon. Ringan namun kokoh.

3. Eiger Beanie Hat → Kupluk yang terbuat dari bahan Thinsulate. Dipakai saat malam hari dan pelengkap tidur untuk menghangatkan kepala dan telinga.

4. Eiger ILL03 Technical Watches → Dilengkapi fitur ABC-T. Altimeter, Barometer, Compass, and Temperature. Fitur standar jam tangan untuk mendaki gunung. Menggunakan sensor buatan Swiss yang cukup dapat diandalkan.
Tips! Lakukan kalibrasi ulang sebelum memulai trekking agar lebih presisi hasilnya.

5. FLL Windstopper Gloves → Sarung tangan windproof dan water-resistant. Dipakai waktu malam hari biar tangan gak kedinginan. Bisa juga dipakai saat trekking karena bahannya tidak terlalu tebal.

6. Planet Ocean Polarized Glasses → Kacamata yang saya bawa hanya pada saat musim kemarau supaya terik matahari tidak silau ke mata.

7. Buff → Bandana multifungsi yang saya pakai sebagai penutup hidung ketika melewati trek berpasir dan berdebu. 

8. Handuk ARei Travel Towel → Handuk ultralight berbahan microfiber yang serbaguna dan cepat kering. Saya gunakan untuk mengelap keringat tiap kali istirahat dan juga buat mandi di pos pendakian. Berukuran 130 x 70 cm.

9. Kamera → Yang satu ini tidak boleh lupa dibawa. Untuk dokumentasi perjalanan, baik berupa foto maupun video. Jangan lupa bawa baterai cadangan. Saya punya action cam merk Xiaomi Yi 4K.

10. Powerbank → Selalu saya bawa buat ngecas HP atau kamera digital. Jangan lupa kabel USB-nya.

11. Trekking Pole → Made in Cina, tidak jelas merk-nya. Yang penting cukup kokoh dan terbukti awet karena telah berumur lebih dari 2 tahun. Panjangnya bisa diatur dan disesuaikan sendiri. Saya hanya membawa satu buah tongkat saja.
Tips! Manfaat dan kegunaan trekking pole bisa anda baca disini.


 Alat Makan dan Memasak 

1. DS-200 Cooking Set → Panci yang tergolong ringan. Satu set-nya terdiri dari dua buah panci. Yakni satu panci untuk merebus air beserta tutupnya dan satu panci lainnya untuk penggorengan.
Tips! Bersihkan panci dengan tisu kering dengan air secukupnya setelah selesai memasak agar sisa-sisa makanan tidak mengeras.

2. MSR Pocket Rocket Stove → Kompor sekaligus beserta adapternya. Bentuknya sangat kecil dan ringan. Packingnya bisa dimasukkan ke dalam panci DS-200. Saya biasa pakai gas kaleng karena mudah didapat dan tersedia di minimarket. Selain itu juga stabil nyala apinya.
Tips! Bawa bahan bakar secukupnya. Jika ragu, lebih baik dilebihkan daripada kurang.

3. Egg Holder (opsional) → Wadah untuk membawa telur supaya tidak pecah. Isi 6 butir.

4. Sendok, garpu, pisau, dan gunting → Terbuat dari bahan stainless steel yang awet. Bisa dilipat sehingga packingnya tidak makan tempat. Saya simpan di dalam panci DS-200 bersamaan dengan kompornya supaya ringkas dan praktis.

Gambar atas: DS-200 Cooking set
Gambar bawah: MSR Pocket Rocket.


 Tempat Minum 

1. Water Bladder Source Deuter Widepac 3L (opsional) → Kantong air minum yang tentunya kompatibel dengan carrier saya. Memakai sistem buka tutup menggunakan slide sehingga mudah diisi ulang dan dibersihkan. Kapasitasnya 3 liter. Saya isi dengan air putih saja.
Tips! Bersihkan water bladder dan selangnya setalah dipakai mendaki. Jangan memakai sabun. Cukup dengan air hangat dan bilas sampai bersih. Keringkan lalu simpan di tempat yang kering agar tidak tumbuh jamur.

2. Botol minum Nalgene Silo Everyday 1,5L (opsional) → Biasanya saya isi dengan Nata de Coco (Opsional, untuk pendakian lebih dari 2 hari).

3. Axeman double wall mug → Berkapasitas 250 ml dengan konstruksi double wall untuk menjaga agar panasnya awet. Tutupnya dilapisi karet sehingga rapat dan tidak mudah tumpah.


 Pelengkap Tidur 

1. Sleeping Bag Eiger Esplanade → Berbahan sintetis polydown. Bobotnya cuma sekitar 700 gram. Cukup hangat mengingat beratnya yang tergolong ringan. Seri ini sekarang menjadi barang langka karena Eiger sudah tidak memproduksinya lagi. Baca reviewnya disini.
Tips! Bungkus sleeping bag ke dalam kantong plastik tersendiri supaya tidak basah jika terkena hujan. Tips memilih sleeping bag bisa anda baca disini.

2. KLymit Static V2 Sleeping Pad → Alas tidur yang sangat ringan dengan bobot hanya 460 gram. Untuk menambah kenyamanan dan kehangatan di saat tidur. Mudah digunakan karena tinggal ditiup saja. Seri Static V2 ini merupakan generasi kedua dengan bahan yang lebih kokoh dan lebih ringan dari generasi pertama.
Tips! Panduan memilih sleeping pad bisa anda baca disini.

3. KLymit Pillow X → Bantal tiup yang selalu menemani petualangan saya. Sangat nyaman dan praktis. Terbuat dari bahan yang durable.

4. Thermal Bivvy merk Great Outdoor  Selimut aluminium foil. Bentuknya mirip sleeping bag namun tanpa penutup kepala. Saya pakai buat tambahan jika tidur masih kedinginan. Item ini sangat rekomen bagi anda yang sering menggigil saat tidur di gunung.

5. Matras Aluminium Foil → Matras berukuran 200 x 150 cm atau setara untuk alas 3 orang. Lebih ringan, lebih mudah packingnya karena bisa dilipat-lipat, dan tentunya lebih hangat dari matras karet biasa yang berwarna hitam yang mana hanya cukup untuk menampung 1 orang saja.


Gambar atas (dari kiri ke kanan): Sleeping Bag Eiger Esplanade dan KLymit Pillow X
Gambar bawah: Sleeping Pad KLymit Static V2. 


 Lain-lainnya 

1. Tenda Flytop Ultralight 3P → Tenda dome double layer dengan dua frame penyanggah. Merk gak terkenal bikinan Cina. Sudah saya pakai sejak tahun 2013. Bobot totalnya 1,9 kg. Meski di spesifikasi tertulis 3 person, namun masih cukup diisi 4 orang asalkan enggak gemuk-gemuk. Lapisan coatingnya mulai terkikis sehingga wajib pakai flysheet biar hujan gak rembes ke dalam tenda. Tenda ini memiliki 2 pintu dan terdapat sebuah teras yang cukup untuk dipakai memasak. 
Tips! Panduan memilih tenda bisa anda baca disini

2. Footprint tenda → Terbuat dari bahan oxford yang waterproof. Digunakan sebagai alas tenda. Alas ini berfungsi untuk melindungi bagian bawah tenda supaya tidak sobek atau kotor. Footprint juga berfungsi untuk menambah kehangatan karena lantai tenda tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Pada saat musim hujan footprint mencegah merembesnya air dari tanah ke dalam tenda. Footprint ini berukuran 210 x 200 cm dengan bobot hanya 350 gram saja.
Tips! Panduan memilih footprint serta aplikasinya bisa anda baca disini.

3. Flysheet ultralight ukuran 3 x 4 meter → Saya bawa terutama pada saat musim hujan. Sangat ringan dan serbaguna. Bisa untuk dibuat shelter (proteksi tambahan supaya air hujan tidak masuk ke dalam tenda atau bisa juga untuk perlindungan dari terpaan angin dan sinar matahari).

  4. Headlamp Energizer Vision HD+ → Untuk penerangan ketika trekking di malam hari. Water resistant. Menggunakan 3 buah baterai AAA. Nyala lampu dan intensitas pencahayaan bisa diatur sendiri secara manual. Saya beli yang seri kedua. Tidak ada perbedaan dalam segi desain antara seri pertama dan kedua. Hanya berbeda lumens-nya saja (seri pertama 200 lumens, yang kedua 250 lumens)
Tips! Sebelum berangkat, pastikan baterai headlamp masih penuh. Bawalah selalu baterai cadangan untuk jaga-jaga.

5. Lampu tenda merk Consina → Untuk penerangan di dalam tenda dan sebagai cadangan headlamp. Saya punya merk Consina. Lampu ini dapat dilipat dan menggunakan 3 buah baterai AA.
Tips! Matikan lampu tenda ketika tidur untuk menghemat baterai.

6. Tali rafia atau tali prusik → Berguna sekali untuk berbagai keperluan. Seperti membuat shelter, tali jemuran, untuk penanda area, dan lain sebagainya.

7. Korek api → Untuk menyalakan kompor, membuat api unggun, dan banyak lagi lainnya. Usahakan membawa lebih dari satu untuk cadangan, simpan di dalam plastik supaya tidak basah.

8. Tas plastik → Bawa secukupnya untuk mengorganisir pakaian supaya tidak tercampur dengan barang-barang lainnya. Masukkan dompet beserta gadget elektronik, jaket midlayer, kaos kaki, pakaian dan celana ganti kedalam tas plastik. Ikat rapat-rapat supaya tidak kemasukan air apabila hujan. Bawalah selalu tas plastik berukuran besar untuk tempat sampah. Ingat! sampahnya dibawa turun. Jangan ditinggal sembarangan.

9. Tisu basah dan tisu kering → Yang basah dipakai untuk keperluan pribadi. Sedangkan yang kering buat membersihkan panci setelah selesai memasak.


 Obat-obatan 

1. Obat-obatan → Saya biasa bawa empat macam obat pribadi. Yaitu obat untuk sakit kepala, obat sakit perut / mual-mual, obat penurun demam / flu, dan obat anti-alergi / antihistamin. Apabila sedang batuk, saya juga bawa obat batuk sachet seperti Komix.

2. Sunblock cream → Untuk mencegah luka bakar akibat sinar matahari. Oleskan sebelum trekking di pagi hari. Terutama di sekitar wajah, telinga, leher dan belakang leher. Merk yang biasa saya pakai ialah Wardah Sunscreen Gel. Krim ini biasa dijual di minimarket.
Tips! Pilih krim yang SPF-nya minimal 30. Oleskan lagi di siang hari jika perlu.

3. Balsem / krim pereda nyeri → Untuk meredakan otot kram, keseleo, dan pegal-pegal. Saya biasa bawa Counterpain atau Hot In Cream.

4. Obat antiseptic luka → Harus selalu dibawa supaya tidak terjadi infeksi pada luka. Saya biasa bawa Betadine yang berukuran kecil.

5. Plester → Hansaplast untuk membalut luka. Mulai dari yang kecil hingga yang berukuran besar.
Tips! Plester juga bisa dipakai di kaki untuk mencegah lecet-lecet pada bagian yang biasa melepuh akibat pemakaian sepatu dalam waktu lama.


 Alat-alat Survival 

1. Outdoor Whistle → Peluit yang berfungsi untuk menarik perhatian pendaki lain jika terjadi sesuatu, sebagai sinyal bahaya, dan juga untuk memudahkan tim pencari (SAR) guna mengetahui posisi kita saat tersesat di gunung.

2. Aluminium Foil Emergency Blanket → Selimut tipis yang berfungsi untuk memantulkan kembali panas tubuh kita. Sudah saya uji dan cukup berguna untuk mencegah hypothermia. Ukuran packing-nya hanya segenggaman tangan saja.

3. Kompas mini → Saya buat gantungan kunci di tas sebagai cadangan apabila sensor kompas pada jam tangan tidak cocok. 

4. Alat Navigasi → Dapat berupa GPS, peta area, topografi, jalur atau rute pendakian, dan sebagainya.

5. Sawyer Mini Water Filter (opsional) → Untuk memfilter air sehingga aman untuk diminium. Sangat berguna dalam kondisi survival dimana air bersih jarang ditemukan. Dapat ditancapkan ke selang water bladder.

6. Survival Knife → Pisau serbaguna untuk keperluan survival. Saya punya yang model lipat. Bobotnya ringan dan packingnya kecil.
Penting! Alat-alat ini beserta obat-obatan pribadi selalu saya bawa, tak terkecuali ketika muncak. Saya taruh di dalam kantong kecil.

Aluminium Foil Emergency Blanket, Outdoor Whistle, dan Sawyer Mini Water Filter.