Langsung ke konten utama

Perbedaan Jaket Softshell dan Hardshell

Perbedaan Jaket Softshell dan Hardshell

Apa sih jaket softshell dan hardshell itu? mengapa disebut demikian? apa perbedaannya? manakah yang cocok untuk dipakai di gunung-gunung di Indonesia? Nah pada kesempatan kali ini saya akan membahasnya. Jika masih awam di dunia hiking atau bahkan sama sekali belum pernah mendengar kedua istilah tersebut, ada baiknya anda membaca dulu ulasan saya tentang
pengertian dan macam-macam jaket gunung berikut ini.

Dalam pengertian sederhana, hardshell berarti jaket dengan tekstur permukaan kain yang keras, memiliki sifat waterproof, windproof, dan breathable, sehingga mampu menjaga kita tetap kering di segala cuaca. Sedangkan softshell ialah jaket dengan tekstur permukaan kain yang lembut, bahannya dapat melar, memiliki sifat water-resistant dan breathable. Persepsi tersebut memang ada benarnya. Untuk lebih memahami tentang kedua jaket ini, berikut penjelasannya.



  SOFTSHELL  


Sejarah kemunculan softshell
Softshell pertama kali muncul tahun 1990-an ketika beberapa pabrik garmen memproduksi kain dengan karakteristik yang lembut, bisa melar, dam water-resistant (tahan air dengan intensitas rendah). Jadi softshell tidak sepenuhnya waterproof. Softshell menjadi alternatif dari hardshell karena penggunaannya yang fleksibel, bisa untuk outer layer maupun midlayer.


Mengapa disebut softshell?
Alasan utama disebut demikian karena tekstur permukaan kainnya yang lembut. Faktor lainnya, produsen ingin membedakan produknya dengan jaket hardshell guna mendongkrak promosi dan sekaligus memperkenalkan terobosan baru kepada penggiat outdoor pada waktu itu.


Karakteristik jaket softshell
  • Tekstur kainnya halus dan tidak kaku 
  • Bahan kainnya bisa melar (stretch)
  • Tahan angin atau windproof 
  • Breathable 
  • Water-resistant
  • Dapat digunakan sebagai midlayer maupun outer layer

    Kesimpulan
    Softshell memiliki sifat yang lebih breathable dari hardshell. Biasa dipakai saat trekking di malam hari. Perlu diingat bahwa softshell hanya water-resistant saja, bukan waterproof. Hujan deras akan dengan cepat merembes masuk. Oleh sebab itu, penggunaan softshell lebih cocok pada saat cuaca kering di musim kemarau karena jarang turun hujan. 

    Contoh jaket softshell
    Contoh jaket softshell. Dari kiri ke kanan: Outdoor Research Ferrosi, Marmot M1, dan Berghaus Breton. 



      HARDSHELL  


    Sejarah kemunculan hardshell
    Awal kemunculan hardshell sudah lebih lama. Hardshell muncul ketika bahan waterproof-breathable mulai dikembangkan oleh industri garmen pada awal tahun 1980-an. Namun seiring dengan perkembangannya, istilah hardshell mengalami penyempitan makna. Jika pada awalnya hardshell ialah semua jaket yang memiliki fungsi waterproof-breathable, maka sekarang hardshell lebih spesifik lagi. Hardshell kini merujuk khusus pada jaket outer layer kategori menengah keatas (high-end). Hardshell umumnya dipakai di gunung bersalju dengan medan dan cuaca ekstrim karena bahannya yang tahan lama. Meski begitu, tidak ada salahnya menggunakan jaket hardshell di gunung-gunung Indonesia. Perbedaan hardshell dengan jaket waterproof-breathable biasa bisa dilihat dari bahan kainnya. Hardshell biasanya menggunakan kain 3-layer semisal Gore-Tex Pro, sedangkan jaket waterproof-breathable biasa 2-layer. Kain 3-layer dikenal memiliki durabilitas yang lebih baik. Hardshell biasa digunakan di olahraga salju semisal ski, snowboard, dan ice climbing. Risleting pada jaket hardshell sudah menggunakan bahan waterproof. Hardshell juga memiliki hoodie yang didesain khusus agar muat ketika si pengguna memakai helm. Ada juga yang berjenis insulated hardshell. Yakni jaket hardshell yang bagian dalamnya dilapisi fleece atau bahan sintetis lainnya guna menambah insulasi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.

    jaket Arc'teryx Sabre
    Hoodie pada hardshell secara presisi dirancang khusus agar mampu mengakomodasi helm dan kacamata snowboard. Tampak pada gambar ialah jaket Arc'teryx Sabre.

    WaterTight zipper
    WaterTight zipper. Risleting ini tahan air.


    Mengapa disebut hardshell?
    Hardshell secara harfiah berarti cangkang. Disebut hardshell karena kainnya bertekstur keras. Fungsi utama hardshell ialah sebagai proteksi dari segala macam cuaca seperti hujan dan salju. Mirip cangkang kerang yang berfungsi untuk melindungi diri dari predator.


    Karakteristik jaket hardshell
    • Tekstur kainnya keras dan cenderung kaku
    • Cukup breathable
    • Sangat windproof
    • Sangat waterproof
    • Digunakan sebagai outer layer

    Kesimpulan
    Jaket hardshell digunakan untuk proteksi dari segala cuaca. Hardshell juga digunakan sebagai pelengkap midlayer guna menambah kehangatan. Mengingat curah hujan tinggi di daerah tropis seperti di Indonesia, jika harus memilih antara jaket softshell dan hardshell untuk dipakai mendaki gunung, saya lebih merekomendasikan hardshell. Jangan lupa untuk tetap membawa jaket midlayer karena memakai hardshell saja tak bakal cukup memberi insulasi yang baik. 

    Contoh jaket hardshell
    Contoh jaket hardshell yang masuk kategori high-end. Dari kiri ke kanan: Mammut Nordwand Pro, Arc'teryx Alpha SV, dan The North Free Thinker. Semuanya menggunakan kain Gore-Tex Pro 3 Layer.